Siapa, sih, yang belum pernah nyobain Es Teh Indonesia? Yup, minuman kekinian satu ini memang berhasil menarik hati masyarakat karena growth strategy yang dipakai sukses plus memunculkan varian rasa yang beragam seperti matcha, red velvet, taro, cookies and cream, hingga sea salt. Belum lagi pilihan topping-nya yang bisa di-mix and match sesuai selera pembeli.
Tapi, kalau dipikir-pikir, minuman semacam itu sudah banyak dijajakan di mana-mana ya. Terus kenapa bisa Es Teh Indonesia ini laris banget? Bahkan, di usianya yang baru mencapai 4 tahun, Es Teh udah punya 700+ Kebun Es Teh alias outlet Es Teh Indonesia yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia, lho!
Well, kesuksesan Es Teh Indonesia ini enggak terlepas dari growth strategy-nya yang cerdas. Makanya, Es Teh Indonesia bisa berkembang lebih pesat dan unggul daripada food brand lainnya. Apalagi baru-baru ini, doi sempat menyajikan cara mengatasi krisis dengan super cerdik! Seperti apa, sih? Intip growth strategy-nya, yuk!
Growth Strategy Es Teh Indonesia: Social Media “Well-Done” Marketing
Growth strategy Es Teh Indonesia yang pertama adalah, mereka bisa memanfaatkan media sosial dengan baik. Coba aja cek semua media sosialnya. Hampir semua funnel marketing mereka fokus ke media sosial. Meskipun hanya bertumpu pada media sosial untuk promosiin produk, pada kenyataannya, mereka cukup berhasil untuk mengembangkan brand dengan pesat.
Kuncinya adalah Es Teh Indonesia fokus untuk menyajikan konten-konten yang bagus. Mereka bisa mengikuti trend dan mampu menghasilkan konten-konten yang catchy. Salah satu faktor yang bikin konten itu hidup adalah, mereka berhasil melakukan interaksi dengan baik. Mereka melakukan call-to-action di akhir caption konten tersebut untuk menggaet engagement dari netizen. Mereka pun juga selalu membalas komentar netizen satu per satu.
Terkadang, ada beberapa brand yang ngikutin trend, lalu sempat viral, tapi setelah itu malah redup. Nah, Es Teh Indonesia menggunakan interaksi di atas agar growth strategy lewat konten mereka selalu punya engagement yang konsisten. Oh iya, mereka juga sesekali mengadakan promo dan giveaway dalam rangka hari-hari peringatan yang penting, seperti promo kemerdekaan dan giveaway di Hari Anak Nasional.
Growth Strategy Es Teh Indonesia: Human Content Related
Masih nyambung sama sebelumnya, nih, Sobat. Selain rajin melakukan engagement lewat interaksi di media sosial, Es Teh Indonesia juga nyelipin konten-konten human-based yang relate sama kehidupan sehari-hari. Konten semacam ini bisa memancing emosional audiens karena bikin audiens merasa setuju dan relate dengan hal yang mungkin juga pernah mereka alami.
Growth strategy seperti ini bisa kamu lihat di konten Es Teh Indonesia yang nunjukin seseorang lagi nyari minuman seger buat saudaranya yang lagi ngumpul di rumah. Di situlah mereka nyelipin promo Borong Coco yang bisa dapat 4 gelas dengan harga 49 ribu aja.
Selain itu, Es Teh juga kadang bikin konten lucu-lucuan. Misalnya, tentang seorang karyawan kantoran yang datang telat karena lembur. Lalu, di situ diceritain kalau si kru capek jadi ultraman, maunya jadi your-man aja.
Crisis Management yang Oke
Baru-baru ini, tepatnya pas tanggal 11 Juli, Es Teh Indonesia sempat bikin heboh karena video salah satu krunya yang marah-marah ke konsumen mendadak viral. Hal ini pun sempat bikin citra Es Teh Indonesia turun drastis. Untuk meredam video yang viral itu, mereka langsung upload klarifikasi dan surat permintaan maaf.
Enggak cukup sampai di situ. Tiga hari kemudian, mereka mengumumkan Nagita Slavina sebagai wajah baru CEO mereka. Hal ini pun sukses memperbaiki citra baik Es Teh di depan publik. Crisis management yang menarik, bukan?
Itu dia beberapa growth strategy yang diterapkan oleh Es Teh Indonesia. Meskipun masih berjalan 4 tahun, mereka sudah berhasil membuka ratusan outlet dan merajai pasar minuman kekinian saat ini. Apalagi dengan CEO saat ini, Es Teh tampak semakin mantap untuk lebih mengembangkan lagi bisnisnya.
Jadi gimana, growth strategy Es Teh Indonesia yang mana yang paling menarik dan patut untuk kamu contek resepnya?