Ketika membahas digital marketing, ada banyak sekali strategi yang bisa kita implementasikan. Salah satu strategi pertama yang perlu dilancarkan adalah content marketing.
Sesuai namanya, content marketing adalah strategi pemasaran melalui konten. Konten yang dibuat dan diunggah pun tidak asal. Kita perlu menyesuaikan jenis dan topik konten dengan target pasar dan bisnis kita. Tentunya, kita juga mau menjauhi topik-topik kontroversial untuk konten kita untuk menghindari backlash dari audiensi.
Sebenernya ada banyak banget bentuk konten yang bisa digunakan untuk content marketing. Ada endorse selebriti, penyelenggaraan event, webinar, infografis, kompetisi, dan masih banyak lagi.
SmartInsights bahkan membagi jenis konten ini menjadi empat berdasarkan kegunaan dari setiap jenis konten. Empat kategori ini antara lain untuk konten untuk menghibur, untuk menginspirasi, untuk menjual produk, dan untuk mengedukasi audiensi.
Untuk kali ini, Nanas mau membahas sedikitnya tiga jenis konten terlebih dahulu. Dilansir dari Twitter andinrahmana, berikut tiga bentuk content marketing yang lebih sering kita temukan.
Isi terus website, gunakan artikel atau blog post untuk content marketing!
Artikel bisa jadi merupakan artikel yang paling mudah diproduksi, tapi memiliki impact yang lumayan besar.
Website yang hanya berisikan profil perusahaan tidak akan mengundang klik. Oleh karena itu, menulis artikel blog dengan kualitas SEO yang baik bisa mengundang banyak klik ke website perusahaan kita. Session duration dari artikel juga relatif lebih lama.
Pastinya ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar artikel yang kita tulis bisa menghasilkan klik. Pertama, kita perlu memilih kata kunci yang kemungkinan besar mengundang banyak klik. Penulisan artikel pun perlu mengikuti kaidah SEO. Tools yang sempat Nanas bagikan di sini mungkin bisa membantu dalam penulisan artikel dengan SEO yang bagus. Jika sudah, jangan lupa untuk share artikel yang sudah ditulis ke media sosial atau platform lain.
More than blog posts? Try e-book!
Opsi serupa yang bisa diaplikasikan adalah e-book. Beberapa perusahaan yang merilis e-book sebagai konten mereka antara lain Instagram dan Talenta.
Dibandingkan artikel dalam blog post, memang konten berupa e-book lebih memakan waktu dan usaha. Tapi, di situlah letak keistimewaan e-book. Menerbitkan e-book bisa memberikan kesan yang lebih profesional.
Terlebih lagi, kita bisa menentukan topik yang lebih spesifik dan mendalam untuk dimasukkan ke dalam e-book. Dengan begitu, kita jadi punya tempat untuk menonjolkan expertise di bidang yang kita jalani. Menerbitkan e-book juga dapat menarik audiens dari para pelaku usaha dari segmen yang sama.
Content marketing audiovisual tidak kalah nampol, berkreasi lewat branded videos
Jenis konten terakhir yang ingin Nanas sebutkan mungkin sudah bisa kalian tebak. Ya, branded videos. Branded videos merujuk pada konten video yang disponsori oleh brand tertentu. Tapi, pada eksekusinya, video tidak menunjukkan secara langsung merek yang sedang dipromosikan.
Konten audiovisual ini salah satu konten yang sering banget kita temui. Beberapa contoh yang disebutkan user @andinrahmania, dan memang notable banget, adalah web series Sore & Janji untuk promosi Tropicana Slim. Ada juga web series bertajuk Transit dari Unilever dan Lady Giga dari Smartfren. Kira-kira kenapa ya kok banyak banget brand yang suka branded videos?
Selain karena memang minat warga lokal yang lebh tinggi pada konten audiovisual, ada beberapa alasan lain, sobat. Mirip dengan artikel, konten audiovisual bisa bertahan lama dan ditonton berulang-ulang.
Dengan penulisan cerita yang pas, brand juga bisa menyelipkan produk secara lebih halus lewat konten video. Kita juga bisa menyelipkan pesan yang menggugah emosi penonton lewat video tersebut. Dengan begitu, video akan lebih mudah tersebar dari mulut ke mulut. Dengan sekali ketik dan klik, konten kita bisa dinikmati siapa pun.
Sayangnya, pembuatan konten branded videos umumnya memakan modal yang tidak sedikit. Proses produksi pun tidak bisa diselesaikan seperti membangun Candi Borobudur. Demi hasil yang maksimal, diperlukan usaha dan waktu yang besar untuk pembuatan branded videos.
Proses content marketing lewat branded videos tidak berhenti sampai di produksi. Kita juga perlu mendistribusikan video yang telah kita buat nantinya. Oleh karena itu, ada baiknya kita berpikir secara matang sebelum memutuskan untuk membuat konten branded video.
Sebenernya masih ada banyak lagi jenis konten yang bisa kita gunakan untuk digital marketing. Untuk sementara, Nanas mau simpan untuk pertemuan kita selanjutnya. In the meantime, kalian bisa banget mampir sosmed Nanas untuk lihat berbagai macam jenis konten yang pernah Nanas buat, ya!
Woman writing photo created by rawpixel.com – www.freepik.com