Berani Beda, Inilah Mengapa Startup Canva Melejit!

Startup Canva hadir dan sukses melejit jadi website desain yang paling banyak digunakan. Simak strategi Canva di sini!

, , , , , ,

By.

min read

Berani Beda, Inilah Mengapa Startup Canva Melejit

Mulai dari Adobe sampai Corel, aplikasi untuk edit gambar memang Enggak kurang-kurang sebenarnya ya, sobat Nanas. Tapi, di antara aplikasi dan tools tersebut, ada satu website yang berhasil melejit dengan waktu yang relatif cepat. Saking ciamiknya, website ini sekarang sering jadi go-to recommendation orang-orang yang butuh desain cepat tapi tetep cantik. Yup, betul! Kali ini kita bakal bahas startup desain yang lagi naik daun, Canva! Plus, kita juga bakal kulik-kulik strategi startup Canva secara detail di bawah ya.

Kenapa dan Ada Apa dengan Canva?

Simply explained, Canva memberikan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Apa tuh? Jawabannya adalah kemudahan dalam mengoperasikan website mereka. Layanan yang diberikan Canva tuh enggak beda jauh dari filosofi klasik Apple, “it just works.”

Dibandingin Adobe Photoshop atau Corel Draw, Canva memang lebih amateur-friendly ya, sobat. Canva juga menyediakan ratusan pilihan template dan gambar lucu yang bisa dengan mudah ditempel ke desain kita. Sedangkan, untuk pengunaan Adobe Photoshop dan Corel Draw, kita perlu start from zero banget kan.

User Canva enggak perlu susah-susah belajar tentang tools seperti stylus, lasso tools, atau puluhan jenis brushes untuk membuat desain. Enggak perlu juga duduk berjam-jam lagi. Sekarang semua orang bisa menghasilkan desain yang presentable dengan step yang lebih mudah. Ini menjadi tujuan utama Canva, menyediakan tempat untuk membuat desain yang apik dengan waktu yang singkat pula.

Akibat fitur ajaib Canva plus biaya langganan yang comparably lebih ramah di dompet, startup Canva sempat dipanggil sebagai “tukang kisruh” dalam dunia desain. Waduh, kok bisa gitu ya?

Hal ini sempat dibahas di buku bertajuk “Product Led Growth.” Di buku itu, strategi yang digunakan Canva diklasifikasikan sebagai strategi “disruptive Product-Led Growth.” Haduh, Nas, yang gimana lagi itu?

Nanas jelasin pelan-pelan, ya. Pada strategi Product-Led Growth (PLG), sebuah perusahaan umumnya akan menarget sebuah industri dengan over-served customers. Arti dari over-served sendiri adalah pasar yang masalahnya memiliki segudang solusi. Industri desain ini salah satunya.

Makanya, cara Canva menarik pelanggan dengan cara memberikan solusi yang mudah dan murah dianggap membawa kisruh di industri desain yang padat.

Berikan solusi tepat, startup Canva bikin ia meroket di tengah maraknya startup sejenis

Layanan solutif yang diberikan Canva ini memang jadi senjata utama Canva. Ditambah lagi trik mereka untuk optimalisasi SEO sangat mendorong mereka untuk jadi number one solution banget. Hal ini berhubungan juga dengan cara Canva memposisikan diri sebagai produk.

FYI, produk itu terbagi jadi dua. Satu, produk yang perlu menunjukkan atau memasarkan dirinya sendiri untuk dikenal oleh target pasar mereka. Dua, produk yang dicari atau ingin dicari oleh konsumen. Di sini, Canva memposisikan diri mereka sebagai produk yang sesuai dengan poin kedua.

Approach ini pun masih ada kaitannya sama strategi product-led growth. Pada strategi ini, penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat user mereka menyadari nilai dari perusahaan itu as soon as possible.

Plus, Canva memahami “severe need” dan “intent of potential customers,” alias kebutuhan dan intensi dari target pelanggan mereka. Inilah yang menjadi senjata ampuh Canva untuk menarik target konsumen mereka masuk lebih dalam ke ekosistem mereka.

Marketing Startup Canva: bukan cuma promosi, tapi edukasi

Perjuangan Canva nggak berhenti di sini. strategi marketing startup Canva enggak cuma lewat optimalisasi SEO. Mereka juga menarik lebih banyak pelanggan dengan menyediakan konten edukatif untuk para konsumen mereka. Konten edukatif inlah yang jadi content marketing mereka.

Layanan yang super dan selalu berkembang lama-kelamaan mengundang para user mereka untuk sharing tips dan trik. Enggak sedikit juga yang berbagi template dan bikin tutorial cara bikin desain pakai Canva yang termasuk user-generated content. User-generated content inilah yang kemudian komunitas pengguna Canva semakin luas dan solid.

Terakhir, template dan design library serta ML (machine learning)-based design recommendation system Canva juga turut berpengaruh besar pada kesuksesan Canva. Website Canva disusun sedemikian rupa untuk menonjolkan betapa intuitif produk yang mereka tawarkan. Tentunya, desain website mereka juga berpengaruh besar pada strategi marketing yang dipakai Canva.

Inilah yang menjadi MOAT atau keunggulan Canva dibandingkan startup di bidang desain lainnya. Enggak semua startup bisa meniru apa yang dilakukan Canva.

Setelah kita kupas dalam-dalam, baru kelihatan ya kalau ternyata setiap langkah yang diambil Canva tuh ada maksud dan tujuannya. Memang, when it comes to business, kita perlu memikirkan dengan matang dan dalam segala hal baik besar maupun kecil. Engggak cuma memberikan layanan dan produk yang berkualitas, tapi kita juga perlu tahu cara memperkenalkan dan menawarkannya dengan tepat sasaran. Ya enggak, sobat?

Teamwork hands photo created by rawpixel.com – www.freepik.com